Chelsea menciptakan kejutan terbesar dalam sejarah Piala Dunia Antarklub FIFA 2025. Di tengah ekspektasi publik yang mengarah pada kemenangan Paris Saint-Germain, justru The Blues yang keluar sebagai pemenang mutlak dengan skor telak 3-0 pada partai final di MetLife Stadium, New Jersey. Laga tersebut menjadi penegas bahwa sepak bola bukan hanya soal prediksi, tetapi juga soal determinasi, strategi, dan momentum.
Salah satu sosok yang paling mencuri perhatian adalah Cole Palmer. Pemain muda Chelsea itu tampil luar biasa dengan mencetak dua gol serta memberikan satu assist, sekaligus menjadi aktor utama dalam kemenangan timnya. Penampilan impresifnya tidak hanya membuatnya layak menerima penghargaan pemain terbaik di laga final, tetapi juga menggondol Golden Ball sebagai pemain terbaik turnamen.
Namun, keberhasilan Chelsea tidak hanya bergantung pada Palmer. Performa kolektif dan kontribusi dari para pemain lainnya menjadi alasan utama mengapa tim asal London ini mendominasi turnamen. Berikut adalah ulasan SBOTOP terkait susunan pemain terbaik Piala Dunia Antarklub FIFA 2025.
Kiper: Gianluigi Donnarumma (Paris Saint-Germain)
Walaupun Paris Saint-Germain gagal meraih gelar juara, Gianluigi Donnarumma tampil luar biasa sepanjang turnamen. Kiper asal Italia ini mencatatkan lima clean sheet, terbanyak di antara semua kiper yang tampil. Keberaniannya dalam situasi satu lawan satu dan refleksnya yang luar biasa menjadi kunci pertahanan Paris Saint-Germain yang tangguh hingga partai final. Meski masa depannya di klub masih belum pasti, performanya selama turnamen menegaskan bahwa ia masih menjadi salah satu kiper terbaik dunia.
Bek Kanan: Achraf Hakimi (Paris Saint-Germain)
Achraf Hakimi menunjukkan kelasnya sebagai bek sayap modern. Tidak hanya disiplin dalam bertahan, pemain asal Maroko ini juga kerap menjadi ancaman dari sisi kanan dengan kecepatan dan akurasi umpannya. Dengan kontribusi terhadap empat gol, Achraf Hakimi membuktikan bahwa dirinya adalah salah satu pemain paling komplet di turnamen ini.
Bek Tengah: Thiago Silva (Fluminense)
Pada usia hampir 41 tahun, Thiago Silva menolak tunduk pada usia. Ia menjadi pilar utama lini belakang Fluminense yang secara mengejutkan melangkah hingga semifinal. Pengalamannya, positioning yang luar biasa, dan kepemimpinannya di lapangan memberikan stabilitas yang sangat dibutuhkan oleh tim asal Brasil tersebut. Penampilannya yang konsisten menjadi bukti bahwa ia masih layak bermain di level tertinggi.
Bek Tengah: Levi Colwill (Chelsea)
Levi Colwill tampil sebagai bek masa depan Inggris. Pemain berusia 22 tahun ini menunjukkan kematangan permainan yang luar biasa, terutama dalam laga final saat ia mampu meredam barisan depan Paris Saint-Germain yang bertabur bintang. Tidak hanya tangguh dalam bertahan, Levi Colwill juga menunjukkan visi permainan saat mengirim umpan panjang akurat yang berujung pada gol kedua Chelsea oleh Cole Palmer.
Bek Kiri: Marc Cucurella (Chelsea)
Transformasi Marc Cucurella dari pemain yang sempat diragukan menjadi sosok vital dalam skuad Chelsea adalah cerita lain dari turnamen ini. Ia tampil konsisten di setiap pertandingan dan mampu menahan laju para penyerang sayap lawan dengan efektif. Kepercayaan pelatih kepadanya terbayar lunas dengan kontribusinya yang solid sepanjang turnamen.
Gelandang Bertahan: Moises Caicedo (Chelsea)
Moises Caicedo menunjukkan betapa pentingnya peran gelandang bertahan dalam mengontrol jalannya permainan. Meski sempat diragukan tampil karena masalah kebugaran, kehadirannya di final memberikan keseimbangan yang sangat penting bagi Chelsea. Ia menjadi pemain kunci dalam menghentikan aliran bola Paris Saint-Germain, serta mengatur ritme permainan dari lini tengah.
Gelandang Tengah: Enzo Fernandez (Chelsea)
Enzo Fernandez akhirnya membuktikan nilai transfer tinggi yang disematkan padanya. Ia menjadi jantung permainan Chelsea, tidak hanya dalam hal distribusi bola, tetapi juga kreativitas dan determinasi. Dengan torehan tiga assist dan satu gol, ia menjelma sebagai motor serangan timnya, serta menjadi pengatur tempo yang matang dan visioner.
Gelandang Serang: Cole Palmer (Chelsea)
Cole Palmer tidak hanya menjadi bintang di laga final, tetapi juga salah satu pemain paling menentukan sejak babak gugur dimulai. Lima keterlibatan langsung dalam gol membuktikan dampaknya yang besar bagi perjalanan Chelsea menuju tangga juara. Permainannya yang penuh energi, teknik tinggi, dan ketenangan dalam menyelesaikan peluang menjadikannya layak berada di puncak daftar pemain terbaik.
Sayap Kanan: Estevao Willian (Palmeiras)
Masih berusia 18 tahun, Estevao Willian tampil memukau di panggung besar. Kecepatan, kelincahan, dan kreativitasnya membuat barisan pertahanan lawan kocar-kacir. Meski Palmeiras tersingkir di perempat final, Estevao Willian tetap bersinar dengan meraih beberapa penghargaan pemain terbaik pertandingan. Chelsea tentu tak sabar menanti kedatangannya setelah melihat penampilan luar biasa sang wonderkid Brasil ini.
Penyerang Tengah: Gonzalo Garcia (Real Madrid)
Ketika Real Madrid kehilangan Kylian Mbappe karena sakit, muncul nama Gonzalo Garcia sebagai penyelamat. Striker muda hasil akademi ini mencetak empat gol dalam enam pertandingan dan menjadi top skor turnamen. Dengan gaya bermain yang efisien dan penyelesaian akhir yang klinis, ia membuktikan bahwa Madrid punya bintang baru di lini depan.
Sayap Kiri: Pedro Neto (Chelsea)
Pedro Neto sempat dipertanyakan ketika direkrut Chelsea karena riwayat cederanya. Namun, ia berhasil membungkam kritik dengan performa impresif sepanjang turnamen. Tiga gol dari tiga pertandingan pertamanya menunjukkan bahwa ia masih punya insting mencetak gol yang tajam. Pergerakannya di sisi kiri menjadi senjata tambahan yang mematikan dalam strategi Chelsea.
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan
