Perjalanan Fluminense di Club World Cup
Club World Cup telah resmi berakhir, Chelsea secara mengejutkan menjadi juara di ajang empat tahunan tersebut setelah mengalahkan PSG dengan skor telak tiga gol tanpa balas. Namun, ada satu tim yang menarik di ajang Club World Cup yakni Fluminense yang berhasil menembus babak semifinal.
Perjalanan Fluminense di Grup F Club World Cup
Fluminense mengawali pertandingan pertamanya di ajang Club World Cup dengan menahan imbang perwakilan Jerman yakni Dortmund dengan skor imbang tanpa gol. Bahkan tim Brasil tersebut lebih mengancam di pertandingan tersebut dengan 14 tendangan ke gawang.
Fluminense memang kalah dari penguasaan bola dengan hanya menguasai 45% pertandingan, namun dari segi efektivitas serangan Fluminense lebih unggul. Sayangnya mereka gagal mencetak satu pun gol dari 14 tendangan ke gawang tersebut.
Fluminense bermain dengan formasi 4-3-3 dengan Jhon Arias, Canobbio dan Everaldo bermain dengan tiga pemain depan. Nama pertama mencuri perhatian di laga tersebut dengan terbukti tidak digantikan selama 90 menit pertandingan.
Di pertandingan kedua, Fluminense akhirnya meraih kemenangan pertamanya di ajang Club World Cup dengan menghajar perwakilan Asia yakni Ulsan Hyundai dengan skor 4-2. John Arias yang mencuri perhatian di pertandingan pertama akhirnya membuka keunggulan Fluminense di laga tersebut.

Namun Ulsan Hyundai berhasil menyamakan kedudukan melalui gol Jin-hyun pada menit ke-37’ dan berhasil membalikan keadaan dengan gol yang dicetak di masa injury time babak pertama yang dicetak oleh Won-sang. Alhasil Fluminense tertinggal satu gol di paruh pertama laga.
Di babak kedua Fluminense berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-66’ setelah Nonato mencetak gol. Tujuh menit menjelang waktu normal berakhir, Fluminense akhirnya kembali unggul setelah Juan Pablo Freytes mencetak gol yang membuat skor menjadi 3-2.
Di masa injury time babak kedua Fluminense yang diserang habis-habisan oleh Ulsan Hyundai akhirnya bisa mengunci kemenangan melalui skema serangan balik. Keno yang masuk di babak kedua berhasil mencetak gol di menit 90+2’ laga pun usai dengan skor 4-2.
Di pertandingan terakhir babak grup, Fluminense hanya membutuhkan hasil imbang untuk lolos ke babak 16 besar. Berhadapan melawan Mamelodi Sundowns yang harus memenangkan pertandingan, Fluminense ditekan habis-habisan sejak menit pertama laga.
Mamelodi menguasai 68% penguasaan bola dengan melepaskan tujuh tendangan dengan tiga diantaranya mengarah ke gawang. Namun dari semua tendangan tersebut tak ada satupun yang berakhir dengan gol dan lini pertahanan Fluminense bermain sangat apik di laga tersebut.
Alhasil laga tersebut usai dengan skor imbang tanpa gol, hasil ini sudah cukup untuk membawa Fluminense lolos ke babak 16 besar setelah menjadi runner-up grup F dengan mengemas lima poin dan akan melawan melawan Inter yang menjadi pemuncak grup F Club World Cup.
Hancurkan Tim-Tim Besar di Fase Knock Out
Chivu yang menjadi pelatih Inter diberi paham oleh permainan pragmatis Fluminense di babak 16 besar Club World Cup. Dalam pertandingan tersebut, Fluminense berhasil mencetak gol cepat dalam kurun waktu tiga menit laga berjalan melalui gol yang dicetak German Cano.
Inter terus menyerang Fluminense setelah tertinggal gol cepat tersebut, namun pertahanan Fluminense yang dikawal Thiago Silva bermain sangat disiplin. Inter gagal mencetak gol, malah mereka kembali kebobolan melalui skema serangan balik yang diakhiri oleh Hercules, laga pun usai dengan skor 2-0 untuk kemenangan Fluminense.
Di babak perempat final Fluminense berhadapan dengan raksasa Asia yakni Al-Hilal. Al-Hilal bukan hanya dipenuhi para pemain bintang namun mereka mempunyai pelatih top Eropa yang sedang naik daun yakni Simone Inzaghi yang berhasil membawa Inter ke final Champions League dua kali dalam tiga musim terakhir.
Melawan Al-Hilal, Fluminense tetap bermain pragmatis dengan permainan bertahannya. Fluminense lagi-lagi bisa unggul lebih dulu melalui gol Mathues Martinelli di lima menit sebelum babak pertama usai. Pada babak kedua Al-Hilal akhirnya bisa menyamakan kedudukan melalui gol Marcos Leonardo pada menit ke-51’.
Pertandingan berlangsung sangat alot setelah pertandingan kembali imbang dengan skor 1-1. Namun Al-Hilal kembali mencetak gol pada menit ke-70’ melalui gol Hercules yang baru masuk di babak kedua. Pertandingan pun usai dengan skor 2-1 dan Fluminense melaju ke babak semifinal.
Fluminense berhadapan melawan Chelsea di babak semifinal dan menjadi pertandingan yang emosional untuk Thiago Silva karena sang pemain meraih kesuksesan bersama The Blues dengan meraih gelar Champions League. Dalam pertandingan tersebut Fluminense kebobolan lebih dulu melalui gol Joao Pedro.
Babak pertama pun usai dengan skor 1-0 untuk keunggulan Chelsea, di babak kedua Chelsea terus mendominasi pertandingan. Joao Pedro yang baru bergabung kurang dari satu pekan tersebut akhirnya mencetak gol kedua pada menit ke-56’ yang membuat pertandingan berakhir dengan skor 2-0.Petualangan Fluminense akhirnya usai di babak semifinal dan Chelsea akhirnya menjadi juara Club World Cup. Kisah kedua tim di ajang empat tersebut memang sangat menarik dan mempunyai ceritanya sendiri, terlebih Fluminense yang memang tak diunggulkan sama sekali.
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan